Tumbuh Kembang Anak
PANDEMI MEMBUAT SI KECIL JADI PENDIAM. HARUSKAH MOMS KHAWATIR? SIMAK TIPSNYA YUK!
Diposting tanggal 29 Mei 2022 09:00
Terkadang, banyak orang tua yang merasa khawatir ketika si kecil tidak seperti anak-anak lainnya, dimana dia terlihat lebih banyak diam seolah nyaman dengan kesendiriannya. Si kecil pun terlihat malas bergerak, sulit untuk bersosialisasi, bahkan cenderung menutup diri.
Apakah kita harus khawatir dengan kondisi anak seperti ini? Wajar dan perlu untuk khawatir kok. Pasalnya, anak yang pendiam terkait erat dengan masalah kesehatan mental. Bisa jadi dia depresi, sedang memendam ketakutan yang mendalam, tidak percaya diri atau bahkan si kecil mengalami perubahan psikologis pada anak akibat perubahan kondisi sosial atau lingkungan sekitarnya. Tidak dapat disangkal bahwa bermain sangat penting bagi anak-anak. 94 persen anak-anak yang disurvei dalam Lego Play Well Global Study 2020 mengatakan bahwa bermain membantu mereka mempelajari hal-hal baru, termasuk kepekaan terhadap lingkungan dan sosialisasi. Dijelaskan parenting expert, Rensia Sanvira, bahwa situasi pandemi yang menghambat pergerakan memicu minimnya interaksi sosial, termasuk pada anak-anak. Meski baik untuk mencegah paparan penyakit, namun situasi ini menumbuhkan pribadi yang kurang peka.
Sebagai solusi, pertama kenali apa yang membuat si kecil menjadi pendiam. Yang ditakutkan, perubahan sikapnya ini disebabkan karena takut akan sesuatu, Contohnya, dia sedang berada dibawah ancaman orang dewasa, bulying dari teman-temannya, atau karena alasan lainnya. Siasati si kecil untuk jadi periang lagi dengan beberapa tips di bawah ini:
1. Tanamkan rasa percaya diri sejak dini
menanamkan rasa percaya diri sejak dini, dan yakinkan kalau dia merupakan anak yang istimewa. Selain itu, berikan si kecil perhatian penuh, buka wawasannya, tidak menekannya, dan perbanyak berkumpul dengan orang-orang yang mencintainya, seperti keluarga. Dengan cara ini, kepercayaan diri si kecil akan tumbuh subur, sehingga dia tidak minder lagi dengan kekurangannya. Jangan lupa untuk menyempatkan diri untuk jadi pendengar keluh kesah si kecil, perbanyak quality time dan jangan terlalu banyak menuntut prestasi. Ingat Moms, anak yang ceria akan cenderung lebih percaya diri dan berhasil dimasa depannya. So, jangan biarkan masa depan si kecil tenggelam dalam dunia kesendirian dan ketakutan.
2. Bangun komunikasi dengan si kecil
Cara mengatasi anak pemalu paling mudah adalah dengan membangun komunikasi yang baik dan efektif dengannya. Orang tua harus mau mendengarkan apa yang anak ingin katakan, dan tanggapi dengan baik. Biasakan anak untuk bisa mengungkapkan pemikiran atau perasaannya, bukannya dipendam sendiri. Anak yang merasa dihargai atau ‘didengarkan’ oleh orangtua akan tumbuh menjadi anak yang lebih percaya diri.
3. Tidak manjakan anak terlalu sering
Ketika anak masih bayi, wajar bila orang selalu menjaganya agar tidak terkena bahaya ataupun mengalami hal-hal yang tak menyenangkan. Namun, semakin anak bertumbuh besar, orang tua harus membiasakan diri untuk tidak memanjakan anak dengan melindunginya terus-menerus.
Kalau anak tiba-tiba jatuh saat berjalan, biarkan ia belajar untuk bangun sendiri. Kalau ia menangis karena sakit, tunjukkan bahwa Bunda mengerti rasa sakitnya, namun komunikasikan bahwa rasa sakit itu bukan sesuatu yang harus dibesar-besarkan karena ia akan hilang. Dengan begitu, anak akan terbiasa dan berani menghadapi situasi-situasi yang tak ideal.
4. Cari tahu kegiatan yang disukai anak
Ada beberapa anak yang memang tidak berbakat dalam bidang akademis, dan hal ini bisa jadi pemicu rasa malu berlebihan, terutama karena masyarakat memang masih sangat mengelu-elukan prestasi akademis. Hal ini akan memperparah kondisi anak bila ia tidak merasa berbakat atau memiliki kesenangan di bidang lain. Oleh karena itu, Bunda perlu ajak anak melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler agar ia dapat menemukan minat serta mengasah bakatnya di bidang tersebut. Apakah ia suka bermain baseball? Apakah ia suka menari balet? Apakah ia suka menggambar? Ikut sertakan anak dalam kegiatan rutin yang dapat membuatnya bertemu dengan anak-anak lain dengan kegemaran yang sama, hal ini akan mendorong anak merasa percaya diri dan bersemangat karena ia tahu bahwa ia berbakat dalam satu hal. Dukung ia untuk ikut di berbagai perlombaan, karena pengalaman atau penghargaan yang ia dapatkan dari perlombaan tersebut bisa meningkatkan rasa percaya dirinya.